Peduli Gerak Perempuan, KOPRI PMII Raden Segoro Sajikan Kajian Untuk Meminimalisir Budaya Patriarki

SAMPANG - Untuk meningkatkan peran perempuan dalam pendidikan KOPRI PK PMII Raden Segoro IAI NATA cabang Sampang mengadakan sebuah kajian khusus yang mengangkat tema "Kiprah Perempuan dalam Pendidikan". Kajian tersebut, merupakan salah satu bagian urgensi bagi kader untuk mendapatkan peranan tersebut. (03/24)

Dalam kajian yang diikuti seluruh kader KOPRI PMII Raden Segoro, mengungkap bahwa meskipun perempuan memiliki peran yang signifikan dalam menggerakkan roda pendidikan, masih terdapat berbagai problem sosial yang menghambatnya. Salah satunya adalah kurangnya kesetaraan gender, terutama di daerah-daerah terpencil yang kental dengan budaya patriarkinya.

Dalam materinya Sahabati Siti Rohmah yang tidak lain juga adalah MABINKOM, mengungkapkan bahwa gerakan perempuan di lingkungannya masih terbatas.

"Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tidak dapat dipungkiri bahwa peran perempuan sangatlah penting. Namun, kita harus mengakui bahwa masih banyak perempuan yang di kesampingkan dan belum mendapatkan kesempatan dalam mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas." Ungkapnya

Sahabati Maghfirah, yang memoderatori kajian tersebut juga menyimpulkan bahwa perempuan berhak mendapatkan pendidikan yang optimal untuk meminimalisir budaya patriarki.

"Sejatinya perempuan itu berhak mendapatkan pendidikan, untuk mengkikis budaya patriarki dengan cara berperan di tengah-tengah masyarakat [Red]." Ucapnya.

Siti Aisyah selaku ketua KOPRI menjelaskan faktor-faktor dalam mengadakan kajian ini.

"Memang setelah saya melihat keadaan sekitar, rata-rata perempuan memiliki keterbatasan bergerak di berbagai sektor, salah satunya di sektor pendidikan. Sebab itulah saya berinisiatif mengadakan acara ini." Jelasnya.

Aisyah juga berharap kajian ini bisa efektif, sehingga anggotanya mampu mengaplikasikannya di lingkungan masing-masing.

"Saya berharap adanya kajian ini bisa efektif dan terealisasi dengan baik, agar masa depan perempuan intelektual tidak lagi terkekang oleh budaya". Pungkasnya.

Reporter : Husnul

Edr/Red  : (H)